Kamis, 06 Desember 2012

Bioteknologi Perikanan

PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM BUDIDAYA IKAN HIAS DI INDONESIA 

Di berbagai belahan dunia, bioteknologi merupakan tool yang terbukti mampu melipatgandakan produksi pangan secara efektif dengan target yang lebih terukur, mampu menciptakan produk yang berdaya saing, mengurangi biaya produksi, dan mengarahkan proses pengaruh intervensi manusia terhadap alam menjadi lebih ramah(Carman, 2010).
Dalam perkembangannya yang pesat dewasa ini, induk dan benih ikan hias untuk pemenuhan kebutuhan pasar tidak cukup hanya dengan mengandalkan dari alam maupun budidaya secara tradisional.  Dalam budidaya ikan hias tidak hanya penyediaan induk dan benih yang cukup, namun juga sangat diperlukan mutu yang baik.  Oleh karena itu perlu didukung dengan teknologi pengembangbiakan secara buatan yang memanfaatkan prinsip-prinsip bioteknologi.
Menurut Sumantadinata (1988), batasan dari bioteknologi bidang akuakultur adalah memiliki cakupan yang luas, salah satu yang umum digunakan adalah suatu kegiatan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa dalam mengolah bahan dari unsur hayati untuk penyediaan barang dan jasa.  Dalam bidang budidaya ikan hias, khususnya dalam pembenihan, prinsip biologi adalah sebagai sarana upaya untuk penyediaan induk dan benih ikan hias yang berkualitas.
Ditinjau dari aspek budidaya ikan hias, peran dari bioteknologi dimulai dari pembenihan, yang meliputi pematangan gonad, pemijahan / pembuahan, dan pasca penetasan unuk menghasilkan benih.  Pematangan gonad terhadap induk-induk ikan hias berbeda-beda, yang pada umumnya dilakukan rangsangan agar segara matang kelamin, sedangkan pada tingkat larva dilakukan perubahan kelamin (sex reversal).  Tahap ovulasi atau pemijahan dapat dilakukan rangsangan juga dan manipulasi kromosom.  Aplikasi bioteknologi dalam budidaya ikan hias secara garis besar meliputi dua kelompok yaitu pematangan gonad dan fertilisasi.  Peranan bioteknologi dalam bidang budidaya ikan hias mempunyai cakupan yang lebih luas di antaranya adalah rekayasa lingkungan, rekayasa genetika (teknologi ekspresi protein, mikrosatelit, RFLP, QTL, proteomics, chips DNA, vaksin DNA, transgenik), penanggulangan penyakit, dan menejemen pakan. 

Pematangan Gonad
Perkembangan gonad dan pemijahan ikan hias merupakan respon lingkungan secara alami.  Pada umumnya suhu, cahaya, musim, curah hujan merupakan faktor-faktor yang besar peranannya terhadap perkembangan gonad tersebut. 
Namun demikian, banyak jenis ikan hias yang masih belum dapat dipijahkan secara alami sepenuhnya, seperti arwana, jenis catfish, tiger fish, tilan merah, sumpit, beberapa jenis rasbora, beberapa jenis wild betta, palmas, black gost, botia, balashark, dll).  Pada pengembangbiakan ikan-ikan hias tersebut perlu adanya rangsangan hormonal atau manipulasi hormon.  Fungsi dari hormon tersebut selain untuk pematangan gonad, juga dapat digunakan untuk perubahan fenotif kelamin pada tahap deferensiasi (larva).
Menurut Sumantadinata (1988) menyatakan bahwa hormon gonadotropin dengan kadar karbohidrat tinggi dapat merangsang ovulasi.
Manipulasi hormon selanjutnya pada tahap penanganan gonad adalah rangsangan ovulasi atau pemijahan.  Menurut Zairin, 2003 menyatakan bahwa pengaruh lingkungan dapat merangsang pematangan akhir dari telur sebagai awal dari ovulasi.  Selanjutnya pemberian gonadotropin melalui suntikan ekstrak kelenjar hipofisa yang lebih dikenal dengan hipofisasi.  Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa hipofisasi telah banyak memberikan manfaat terhadap pembenihan ikan-ikan konsumsi.  Namun demikian masih ditemukan beberapa masalah untuk dosis maupun sumber kelenjar hipofisanya.  Sumber Gonadotropin dapat berasal dari ikan, dapat pula berasal dari mamalia.  Sebagai contoh HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang diekstraksi dari urin wanita hamil.
  
Sex ReversalPada umumnya ikan hias bersifat seksual dimorfism, sangat mudah untuk membedakan jantan dan betina pada usia tertentu atau menginjak dewasa.  Selain dari penampilan untuk ikan hias jantan yang lebih menarik, warna lebih cerah dan bagus, juga kecepatan tumbuhnya, tingkah laku, bentuk, dan ukuran (rainbow, cupang, maskoki).
Pembentukan monosex pada ikan hias dilakukan dengan beberapa perlakuan mulai dari perendaman hormon, oral, maupun dengan kromoson sex yaitu dengan gynogenesis dan androgenesis.  Selain itu juga pembentukan kelamin yang steril yaitu untuk menjadi individu yang triploid (Sumantadinata, 1988).

Manipulasi KromosomManipulasi kromosom dilakukan pada pembuahan yaitu proses penggabungan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot. Pada proses tersebut homologous kromosom pecah pada tahap pembelahan meiosis, dan kemudian bergabung (Rieger et al., 1979). Pada proses ini dapat dilakukan rekayasa genetika dengan manipulasi kromosom.  Sebagian besar ikan hias pembuahan terjadi di luar tubuhnya, sehingga perlakuan kromosom secara buatan dapat dilakukan pada saat gamet belum dibuahi atau pada telur yang sudah dibuahi untuk fase-fase tertentu selama pembentukan zigot. Manipulasi kromosom yang dilakukan terdiri atas dua metode yaitu gynogenesis dan polyploidi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar